Momen Penting dengan Sang Pencipta

Pada siang itu pasien yang berkunjung ke RS banyak. Tak terasa saat sibuk bekerja dari pagi, adzan dzuhur terdengar. Segera aku dan para jemaah lainnya menuju masjid, tempat asal dari suara panggilan solat. Menghilangkan lelah sejenak sambil duduk dan melepas sepatu. Dari kejauhan kulihat pasangan kakek dan nenek berjalan ke arah masjid. Kakek renta yang sedang dituntun jalan sang nenek yang terlihat lebih muda dan bugar.
 
Karena di masjid tempat wudhu pria dan wanita dipisah, nenek itupun berkata pada sang kakek agar ia berjalan sendiri saja ke tempat wudhu. Serasa janggal dengan apa yang aku lihat. Kakek itu hanya diam dan sang nenek segera menuju ke tempat wudhu wanita. “Kenapa kakek itu diam saja yah?” pikirku. Aku langsung mendekatinya dan menawarkan bantuan. Subhanallah, ternyata kakek itu seorang tunanetra.
 
“Ayo kek biar saya antar berwudhu.” Sambil aku menyimpan tasnya dan menyuruhnya memegang tanganku. Dengan perlahan dan hati-hati aku menuntunnya sampai beliau selesai. Kakek itupun segera aku arahkan untuk mengisi shaf depan dan paling samping dekat tembok agar bisa sedikit memudahkan ia menghafal jalan. Saat akan melaksanakan solat sunah qobla, saya berhenti dulu karena mendengar kakek itu memanggilku. Apa ada yang tertinggal pikirku. Ternyata kakek itu menanyakan tasnya. “Mau saya ambilkan kek?” tanyaku padanya. ”Tidak usah nak, antar aja kakek ambil tasnya keluar.” Akupun kembali menuntunnya keluar menuju tasnya. “Makasih yah nak! Kakek solat disini aja biar nenek gampang nanti kalo nyari kakek. Ade solat di dalam aja, biar kakek sendirian disini juga.”
 
Sambil bicara padaku, kakek itu membuka tasnya. Karena khawatir akupun tetap disitu dan memperhatikan lagi kakek itu. Subhanallah, yang kakek keluarkan dari tasnya adalah sarung, baju koko lengkap dengan pecinya. Segera itu ia mengganti pakaiannya. Jemaah lain merasa aneh karena kakek itu membuka bajunya di depan umum. Hal yang wajar karena kakek itu seorang tunanetra. Mana ia tahu tentang orang yang memperhatikannya buka baju. Yang ia tahu adalah Penciptanya sedang memperhatikan. Inilah waktu untuk berkomunikasi dengan-Nya. Kakek itu ingin tampil dengan pakaian terbaiknya. Inilah momen luar biasa menurutnya.
 
Tak hentinya aku mengucap tasbih. Kakek ini seperti menampakkan kriteria surga padaku. Aku yang masih sering lalai teringat perjuangan kakek itu. Mengutamakan solat berjamaah dan tepat waktu. Tak lupa ia pun tampil dengan pakaian sucinya. Ia merasa inilah waktu yang terpenting. Berkomunikasi dengan Sang Pencipta.
 
 
 
Hadits terkait:
“Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan membutakan kedua matanya dan ia bersabar. Maka Aku akan ganti kedua matanya dengan surga.” (H.R. Ahmad)
 
Subhanallah, semoga kita termasuk golongan yang disayang Allah. Sehingga tak perlulah kita menunggu diuji dengan buta agar kita bisa seperti kakek tadi. Solat jamaah dan tepat waktu serta berpakaian terbaik saat menghadap Sang Pencipta di tiap waktunya.  Aamiin
 

– Handy Dinar Astiansyah –

About Réréongan Kanggo Sadérék

Rereongan Kanggo Saderek - REKSA adalah komunitas aksi yang bersifat independen, kemasyarakatan, non-profit dan non-politik. Sebagai wadah untuk membangun sikap kemanusiaan masyarakat dengan cara memfasilitasi donatur dalam menyalurkan bantuan, baik materi maupun non-materi kepada pihak yang membutuhkan.

Posted on April 17, 2013, in Uncategorized. Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment